Kadang-kadang kita membutuhkan sesuatu… dan menginginkan sesuatu. Apa yang kita inginkan itu bisa merupakan barang-barang, kedudukan, kehormatan, atau kasih sayang. Namun, keadaan tidak memungkinkan bagi kita untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan itu. Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Ini adalah pengalaman pribadi saya. Pengalaman ini terdiri atas beberapa peristiwa dan kejadian, baik yang terjadi di luar diri saya maupun dalam diri saya. Seperti yang dialami banyak orang, semuanya bermula ketika sebuah masalah mendatangi kehidupan saya. Kemudian masalah itu berkembang begitu cepat sehingga saya tidak mempunyai kesempatan untuk memikirkan penyelesaian yang cerdas. Tiba-tiba saja saya mendapatkan diri saya sudah dalam keadaan terpojok di medan peperangan. Saya ingin melakukan sesuatu namun saya tak mampu. Seakan-akan ada suatu beban yang menindih saya dan menekan saya ke bawah dan ke bawah. Tak seorangpun mendampingi saya. Tak ada sesuatupun yang bisa kuraih untuk membantu saya tetap dalam keadaan tegak. Kemudian saya menjadi tak berkutik dan hanya bertahan di atas lutut saya yang semakin lemah.
Siapa yang mampu mendengarkan kata-kata saya, bahkan hanya untuk mendengarkan suara saya sambil lalu? Siapa yang mau melakukan sesuatu, merepotkan diri-sendiri, hanya untuk membuat orang lain merasa lebih baik? Lebih memungkinkan bagi orang-orang untuk merasa menyesal atas apa yang terjadi daripada melakukan sesuatu untuk membantu secara nyata. Saya sadar bahwa tempat saya hidup ini adalah alam semesta yang cuek. Saya harus melakukan sesuatu sebagai upaya terakhir. Bukan untuk mengubah dunia lagi. Saya harus mengubah diri-sendiri, bertransformasi, dan menjaga keadaan saya agar tetap dalam keadaan superposisi. Apa yang saya mimpikan selama ini telah musnah bersamaan dengan terbangunnya saya dari tidur. Namun demikian, saya yakin bahwa proses transformasi dari dalam diri-sendiri ini akan banyak mempengaruhi perubahan dunia, khususnya perubahan yang berkaitan dengan kehidupan saya. Saya berpikir bahwa saya seharusnya berani berkata, “Saya tidak lagi mempunyai mimpi tapi saya adalah mimpi itu sendiri.” (Doel Mersault)
No comments:
Post a Comment