Thursday, April 21, 2011

I WANNA GO HOME


AKU INGIN PULANG

Kamu bertanya padaku,
 "Apakah kamu mempunyai cinta untuk wanita lain?"
Ku jawab, "Hanya kamu, sekarang dan selamanya."

Sekian lama aku berada jauh darimu. Hati ini tak kuasa menahan rasa rindu yang semakin menumpuk dan menyesakkan dadaku. Namun ibu tercinta berpesan padaku, "Jangan lupa makan kalau sudah saatnya makan. Dan selalu berpikirlah yang baik di setiap kesempatan." Seolah-olah ibuku tahu bahwa rasa rinduku bisa mencegah nafsu makanku, dan itu bisa berbahaya bagi kesehatanku. Dan ayah angkatku berkata padaku, "Ikutilah Allah, jangan ikuti siapapun, termasuk jangan ikuti nafsumu." Seolah-olah beliau tahu bahwa rasa rinduku bisa mengganggu cinta dan pengabdianku pada Allah Tuhanku. Sehingga hari-hari kulalui dengan rasa sedih dan takut. Dan malam-malamku kulalui dengan kesepian dan diam. Hatiku kubiarkan dengan kepenatannya sendiri dan tak kuhiraukan. Jika aku harus menelepon atau mengirim pesan padamu, itu lebih disebabkan oleh rasa sayangku padamu untuk menyenangkan hatimu dan mencegahmu dari prasangka buruk padaku.

Seandainya kamu tahu bahwa aku sangat ingin pulang dan segera memelukmu. Seandainya kamu tahu betapa aku sangat merindukanmu melebihi rasa rinduku pada siapapun di dunia ini. Namun hati ini malu untuk mencurahkan kerinduanku padamu. Hati ini malu menunjukkan kelemahan di hadapan orang yang selalu kujaga hatinya untuk selalu berpikir positif. Hatiku merasa lebih tenang ketika berada di bawah hatimu, daripada di atas hatimu. Aku lebih tenang ketika harus menopangmu, daripada kamu manjakan diriku. Lebih baik bagiku untuk mencintaimu terlebih dahulu, sebelum kamu mencintaiku. Dan karena itulah aku bisa menjawab pertanyaanmu, "Hanya kamu, sekarang dan selamanya." Seandainya kamu tahu bahwa kamulah wanita yang kucintai sepenuh hatiku. Seandainya kamu tahu bahwa cintaku padamu terlalu besar sehingga tak terkatakan dan tak mampu ku ungkapkan dengan kalimat. Cinta itu selalu ada untukmu, sekarang dan selamanya. Cinta itulah yang akan mempertemukan kita di surga kelak. Bukankah Allah telah berfirman bahwa seseorang kelak di hari kiamat, yaitu di akhirat, akan berkumpul dengan orang yang dicintai? Lalu siapa lagi yang aku ingin berkumpul dengannya di akhirat kelak kalau bukan kamu, istriku, teman sekamarku, sahabatku paling setia, sekaligus pendamping hidupku di kala suka dan duka? Siapa lagi orang yang paling kuinginkan untuk bersatu dengannya kelak di hari kiamat kalau bukan orang yang paling kujaga hatinya agar tidak sampai rusak dan tidak disentuh api neraka? Orang itu adalah wanita yang telah memberikanku keturunan dari darah dagingku, yaitu kamu, istriku.

Suatu saat kamu bertanya padaku, "Adakah wanita lain dari teman-temanmu yang kamu tertarik padanya? Adakah murid-murid perempuanmu yang kamu sukai?" Sesaat aku sempat berpikir itu adalah pertanyaan yang naif karena mencurigai hubungan antar guru, khususnya denganku. Itu juga pertanyaan yang aneh karena mencurigai hubungan antara guru dan murid. Tapi aku segera sadar bahwa lingkunganmulah yang telah menciptakan pertanyaan seperti itu. Duniamu dan duniaku memang sangat berbeda. Duniamu penuh hiruk pikuk, sedangkan duniaku sederhana. Duniamu penuh intrik, sementara duniaku biasa dan datar. Dengan demikian, aku berkata padamu, "Tak ada seorang pun dari teman-teman guru yang aku tertarik padanya. Aku menghargai mereka dan aku setia padamu. Walaupun aku berkumpul bersama mereka setiap hari, dan bahkan kadang-kadang lembur di malam hari, tetap aja hatiku hanya untukmu, dan sikapku kujaga untuk menjaga cintamu dalam hatiku."

Dan tentang murid-muridku, aku berkata padamu, "Aku malu pada mereka jika aku sampai jatuh cinta pada mereka.” Memang, kadang-kadang mereka berpikiran seperti anak muda pada umumnya, sehingga bisa saja mereka berpikiran lain dan berlawanan dengan sikap yang kutunjukkan pada mereka. Namun kamu harus mengetahui bahwa beban tanggung jawabku sebagai guru terlampau berat dibanding memikirkan apa yang kamu pertanyakan. Yakinlah, walaupun banyak wanita di sekelilingku, aku tak terpengaruh. Dan janganlah kamu bersedih hati oleh karena mereka semua.

Kamu masih bertanya, "Bukankah anak SMA sudah dewasa dan memiliki daya tarik? Apakah kamu tidak pernah tertarik pada mereka?" Sebenarnya aku mengira bahwa kamu kuatir aku selingkuh, dengan siapapun. Tapi sungguh, hatiku sedih ketika mendengarnya. Lalu aku berkata padamu, "Sungguh, mereka sudah dewasa dan mengerti apa itu cinta, sedikit banyak. Mereka juga bisa membaca bahasa tubuh dari lawan jenis. Mereka juga bisa mengeluarkan daya tarik mereka kepada siapapun. Dan itulah yang menjadi salah satu tanggung jawabku, yaitu mengarahkan perasaan mereka, nafsu dan ambisi mereka yang menggebu-gebu, ke arah yang sesuai dengan kehendak-Nya. Tak mudah dipahami bagaimana cara mendidik seseorang yang baik. Dan tak semua orang mengerti bagaimana cara mendidik dan mengarahkan orang lain. Kuharap kamu mengerti apa yang kukatakan ini. Aku menyayangi murid-muridku dan itu kewajibanku, namun demikian, bukan berarti aku jatuh cinta pada muridku. Hatiku hanya untukmu, istriku."

Ya, aku ingin pulang. Aku ingin menenangkan hatimu. Aku ingin mengobati hatimu. Tak ingin ku melihatmu bersedih. Dan aku tak mau membebani pikiranmu dengan ketakutan dan kekuatiran liar yang bisa merusak akal sehatmu. Ku ingin tunjukkan padamu bahwa cinta itu benar-benar ada. Selama ini kamu tak percaya bahwa cinta itu ada. Menurutmu, cinta hanyalah pekerjaan orang iseng yang suka mengumbar hawa nafsu. Maka ku bilang padamu bahwa cinta itu ada. Cinta dan hawa nafsu adalah dua hal yang jauh berbeda. Kelak kamu akan tahu bahwa aku menikahimu oleh karena cinta. Aku tak pernah mengutamakan kecantikanmu, atau pun kekayaanmu. Aku bahkan tak mempersoalkan apakah kamu memakai jilbab atau tidak. Yang kutahu hanya satu, yaitu cintaku padamu demikian besar.

Dengan cinta itu aku marah. Dengan cinta itu juga aku memohon maaf. Dengan cinta, aku pergi. Dengan cinta juga, aku datang. Aku menyentuhmu oleh karena cinta. Aku mendahulukan kamu daripada aku, juga disebabkan cinta. Suka dan dukaku atas nama cinta. Namun demikian, kamu tetap tak tahu, bahwa cinta itu selalu ada untukmu.  (Doel Mersault)

No comments:

Post a Comment