Saturday, January 29, 2011

AKU AKAN LUPA OLEH SEMUA LUKA

Suatu saat keabadian menemaniku, sehingga aku akan lupa oleh semua luka yg pernah melandaku.
Setiap hari kumendengar orang mengeluh dan marah. Mengapa kita tidak mendudukkan diri di atas tanah kerendahan, sehingga kita merasa memang pantas untuk disakiti dan dicampakkan? Sehingga kita akan memandang tinggi setiap orang yang berlalu di depan kehidupan kita?
Amarah telah melenyapkan kasih sayang di antara dua pencinta. Sedangkan kerakusan menghancurkan persaudaraan di antara keluarga. Miris sekali mengetahui hal itu.
Bukankah suka duka sudah ditentukan. Usia sudah diputuskan. Rezeki sudah dalam takaran. Dan jodoh sudah dipilihkan. Sehingga air mata dan rasa sakit tak membantu sedikitpun.
Jika hatiku robek, akan kubiarkan. Sehingga aku tak bisa berpura-pura sehat. Namun hati robek tak bisa dijadikan alasan untuk mengganggu kenyamanan orang lain hanya untuk kepentingan diri sendiri. Dan luka-luka tak bisa dijadikan alasan untuk mencari keadilan dari orang lain.
Itulah jatahku. Dan aku tak kan memprotes apa yang sudah kudapatkan tanpa kuminta. Dan aku tak akan meminta apa yang tak mungkin kudapatkan.
Kucoba lakukan yang terbaik yang kubisa. Jika ada kesempatan untukku melakukan yang lebih baik daripada apa yang terbaik sebelumnya, tanpa berpikir panjang aku terus maju menghampirinya. Aku tahu pintu kematian selalu berada di ujung setiap perjalanan manusia. Tak ada alasan bagiku mempersulit diri dengan merasakan ketakutan.
Bukankah Tuhan selalu bersama manusia, dan lebih kasih daripada ibunda pada anaknya? Jika aku tak bermaksud mengabaikan-Nya, mengapa aku harus takut kehilangan kasih sayang-Nya dan pertolongan-Nya. Jika aku tidak mengerti, bukankah Tuhan akan membuatku mengerti terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan yang akan membuatku berduka?
Semoga dengan segala duka yang ada, Tuhan menjadi rela kepadaku. Lalu Dia tak akan melepaskanku dari pengawasan-Nya Yang Maha Teliti, sehingga aku tak berdaya sedikitpun untuk keluar dari kehendak-Nya.
Semoga duka yang ada tak akan mengikis rasa cintaku kepada sesama, tak menimbulkan kebencian pada orang-orang yang bahagia, dan memantapkan kesetiaanku pada orang yang telah mengambil janji setia dariku.
Terkadang terlihat jelas bahwa bahagia dan cita-cita merupakan dua hal yang jauh berbeda. Dan bahagia selalu ketinggalan karena pekerjaannya hanyalah menjemput cita-cita, lalu mengajaknya pulang atau menetap bersama-sama..
Alhamdulillah, selalu ada bidadariku dan bidadari kecilku yang selalu membesarkan hatiku tatkala mengerut, memberi secercah cahaya tatkala dalam kegelapan pikiran dan rasa. Mereka berdualah orang-orang yang telah mengambil janji setia dariku di hadapan-Nya.
 
 
 DOEL MERSAULT
 

No comments:

Post a Comment