Sunday, April 10, 2011

HOW TO UNDERSTAND WIFE


HAK-HAK ISTRI

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” (QS. An-Nisa’: 19)

Suami harus berbudi pekerti yang baik, tabah terhadap perilaku mareka yang menyakitkan sebagai rasa sayang pada mereka, karena keterbatasan akal mereka.

Wasiat terakhir Rasulullah SAW ada 3 hal. Beliau bersabda:
“Salat, peliharalah salat dan apa yang dimiliki tangan kananmu. Janganlah kamu memaksakan terhadap mereka apa yang mereka tidak mampu. Allah, bertakwalah kepada Allah mengenai wanita, karena mereka adalah tawanan di tanganmu. Kamu telah mengambilnya dengan amanat Allah dan menjadikan halal farjinya dengan kalimat Allah.”

Yang dimaksud baik budi pekerti bukanlah menghadapi istri dengan bertahan tidak menyakitinya, tetapi bersabar disakiti istri dan penyantun waktu istri kurang sabar dan marah, karena hal itu mengikuti jejak Rasulullah SAW.

Suami dianjurkan supaya lebih banyak menyabarkan hatinya atas perlakuan yang menyakitkan hati dengan jalan merayu, bersenda gurau dan bermain-main.

Umar RA berkata,
“Seharusnya bagi seorang laki-laki bersikap seperti anak kecil di dalam keluarganya. Namun jika ia diminta sesuatu atas apa yang dimilikinya, ia bersikap sebagai laki-laki.”

Luqman berkata,
“Seharusnya bagi seseorang laki-laki yang berakal, ia bersikap seperti anak kecil di dalam keluarganya. Namun jika ia berada di tengah masyarakat, ia ditemukan sebagai seorang laki-laki.”

Suami yang baik ialah yang banyak tertawa di dalam rumah, dan banyak diam di luar rumah, dan makan apa yang ada, serta tidak meminta apa yang tidak ada.

Suami tidak boleh terlalu berlebihan dalam bercumbu rayu dan dalam mengikuti kemauan hawa nafsunya karena hal itu dapat merusak budi pekerti istri. Suami harus tetap menjaga agar semuanya tetap dalam batas kewajaran. Suami harus tetap memelihara kewibaannya dan menutup pintu selama ia melihat kemungkaran, dan tidak membuka pintu prtolongan kepada yang mungkar. Bahkan setiap ia melihat sesuatu yang menentang aturan hukum Islam dan sifat keperwiraan, dia harus merasa terpotong-potong dan mual.

Al-Hasan berkata,
“Demi Allah, tidak berpagi-pagi seorang laki-laki menaati istrinya dalam hal yang disenangi hawa nafsunya, kecuali Allah membuatnya tersungkur ke dalam neraka.”

Umar RA berkata,
“Tentanglah istri, karena di dalam menentangnya terdapat berkah.”

Rasulullah SAW bersabda, “Celaka hamba dari istri.”
Beliau bersabda demikian hanyalah karena apabila suami menaatinya dalam hal hawa nafsunya, maka dia adalah budak istrinya dan benar-benar celaka. Karena Allah telah menguasakan perempuan pada dirinya, tetapi kemudian dia menguasakan dirinya pada perempuan. Sebab hak seorang laki-laki seharusnya diikuti, tidak mengikuti.

Allah berfirman,
“Dan keduanya mendapati Sayyid (suami) wanita itu di muka pintu.” (QS. Yusuf: 25)

Apabila seorang Sayid berubah menjadi orang yang ditundukkan, maka benar-benar telah merubah nikmat Allah dengan keingkaran.


ABDUL MALIK BIN MACHFUDZ BIN RIFA’I alias DOEL MERSAULT alias ABU SHAELYN alias ABU ALEENA

No comments:

Post a Comment