Monday, January 24, 2011

TUNJUKILAH AKU JALAN YANG LURUS

 “Kepada-Mu aku menyembah
dan kepada-Mu aku memohon pertolongan.
Tunjukilah aku jalan yang lurus.
Yaitu jalan  orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.”
(Q.S. Al-Fatihah: 4-6)

Ya Allah ya Tuhanku. Hari-hariku telah habis oleh usia yang terus bertambah. Sementara aku senantiasa kuatir, apakah jalan yang kutempuh selama ini sesuai dengan apa yang telah Engkau perintahkan. Kucoba untuk mengerti semua permasalahan yang berjalan melalui kehidupanku. Sehingga aku berharap bisa menyelesaikannya dengan jalan yang terbaik yang sekiranya Engkau ridhoi.
Aku sangat mencintai istri dan anakku. Namun ketika bencana datang melanda rumah tanggaku, aku mengambil langkah untuk pergi jauh dari mereka, orang-orang yang kucintai. Tak ada seorangpun yang bisa menentramkan hatiku saat itu. Apapun nasihat mereka untukku, aku selalu curiga apakah nasihat itu hanyalah didasari oleh emosi sesaat, ataukah rasa kasihan padaku, atau alasan lain yang bukan untuk mencari ridho-Mu. Namun ada pula yang menasihatiku berdasarkan anjuran-anjuran dari Kitab Suci-Mu Al-Qur’an, atau dari sunnah Rasul-Mu Muhammad saw.
Namun ya Allah ya Tuhanku, walaupun mereka memberiku nasihat terbaiknya, aku masih melihat bahwa rahmat-Mu begitu luas dan tiada batas. Semakin kucari jawaban yang terbaik, semakin dalam aku harus berpikir. Dan semakin dalam aku berpikir, semakin kutemukan kemungkinan yang tiada batas dalam menemukan jalan keluar dari sebuah permasalahan itu. Dan semua itu sesuai dengan Kitab-Mu dan Sunnah Rasul-Mu. Sehingga, ketika teman-teman setiaku, guruku, Habib, keluarga istriku, dan buku-buku memberikan tawaran jalan apakah yang harus kupilih, pada akhirnya aku harus mengembalikan lagi kepada isi hati istriku, orang yang telah mempunyai masalah denganku. Bagaimanapun juga, yang kucari adalah ridho istriku. Jangan sampai aku dibenci olehnya sehingga aku akan mati dengan menanggung dosa. Jangan sampai aku dibencinya sehingga ia termasuk orang yang merugi karena bersuamikan laki-laki yang tak dicintainya. Jangan sampai ia tidak memaafkanku sehingga aku kelak tidak diampuni Allah swt.
Ya Allah ya Tuhanku. Kini aku benar-benar merasakan kehidupan yang sepi di dunia. Aku tak mempunyai sahabat dalam perjalananku. Aku tak mempunyai penghibur di saat langkah-langkah kakiku menjadi berat. Tidakkah Engkau ridho dengan keadaanku ya Allah? Maka tunjukilah aku jalan yang lurus ya Tuhanku. Yaitu jalannya orang-orang yang Engkau ridhoi kehidupannya, seperti para Nabi, para Shiddiqin (orang-orang yang benar keyakinannya pada-Mu), Syuhada (orang-orang yang mati syahid di jalan-Mu), dan Sholihin (orang-orang yang soleh).
Ya Allah, jika keadaanku saat ini tidak Engkau ridhoi, maka celakalah aku. Dan jika demikian, tolonglah aku, tunjukilah aku jalan mana yang harus kutempuh, apa yang harus kulakukan, dan kalimat apa yang harus kuucapkan. Aku menjauhi istriku dengan maksud mencari ridho-Mu. Aku juga datang kepadanya untuk mencari ridho-Mu. Aku akan malu jika jalanku ini salah dan mereka mencaciku. Maka lindungilah aku dari cacian dan kejahatan yang bisa melandaku setiap saat. Maka tuntunlah aku dengan mengikuti sunnah Rasul-Mu, kekasih-Mu, Muhammad saw. Dan tunjukkanlah padaku jalan yang terang benderang.
Ya Allah ya Tuhanku, aku malu ketika bermaksiat pada-Mu. Walaupun maksiat itu baru terbersit dalam hatiku, namun bukankah Engkau Maha Mengetahui? Apa bedanya antara maksiat dalam hatiku dan dalam kehidupan nyataku? Ampunilah atas dosa-dosaku seluruhnya, dan jagalah hatiku agar selalu lurus pada-Mu, serta jagalah sikapku agar senantiasa baik kepada siapapun sesuai dengan kehendak-Mu. Dan janganlah Engkau marah padaku ketika aku tidak tahan dengan godaan-godaan di sekitarku. Ampunilah aku dan bimbinglah aku secara terus-menerus sehingga semua keburukanku lenyap daripadaku tanpa bekas. Dan takdirkanlah untukku sebuah kematian yang baik bagi-Mu, yang Engkau ridhoi dengan kemurahan-Mu dan kasih sayang-Mu.
Ya Allah, terkadang hatiku sakit. Lalu apakah sikapku ini dosa di sisi-Mu? Ataukah akan Engkau ampuni? Sesungguhnya perasaan sakit itu tidak bisa kuhindari. Aku ingin sekali tidak memikirkannya, namun rasa peduliku padanya telah memaksaku merasakan semua sakit itu. Semakin aku mencintainya, semakin sakit pula hatiku. Aku mencintainya dengan segala tanggung jawab yang Engkau bebankan kepadaku sebagai suaminya. Maka kuatkanlah aku, dan kokohkanlah kedudukanku di hadapannya, sehingga kehadiranku sebagai suaminya memberikan manfaat baginya, bagi anakku, juga bagi semua orang yang berhubungan denganku. Kuatkanlah sisi keduniaanku sehingga aku tidak sampai terhina oleh orang-orang yang suka mengagungkan dunia. Sabarkanlah aku dan tajamkanlah pemikiranku sehingga kata-kataku tidak bisa dibantah oleh lidah-lidah kebodohan. Dan jagalah hatiku sehingga terus-menerus mengingat-Mu, dan hilangkan segala bentuk kotoran hati yang masih bersemayam dalam diriku.
Ya Allah ya Tuhanku, tiada daya dan upaya yang bisa kulakukan kecuali hanya dengan pertolongan-Mu semata. Tiada Tuhan yang layak disembah dan dimintai pertolongan kecuali Engkau. Engkau Mahasuci dan tiada cela apapun atas segala kesusahan manusia dan keburukan yang melanda mereka. Segala puji bagi-Mu atas rahmat dan karunia-Mu yang Mahaluas yang Engkau limpahkan kepada semua makhluk-Mu. Engkau Yang Mahalembut dan Mahabijaksana yang mempunyai segala jalan keluar tanpa harus mengubah keadaan semula. Ya Allah ya Tuhanku, Mahasuci Engkau, ya Allah segala puji bagi-Mu, aku bersaksi tiada tuhan kecuali Engkau, ampunilah aku dan kepada-Mu aku bertobat.


Doel Mersault, 15 Oktober 2010



No comments:

Post a Comment